Senin, 14 Januari 2013

Koalisi HAM Aceh Sesalkan Kemelut di Tubuh Komnas HAM

AppId is over the quota
Koalisi HAM Aceh Sesalkan Kemelut di Tubuh Komnas HAM KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Suasana penghitungan suara saat pemilihan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) oleh anggota Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/10/2012). Komisi III akhirnya memilih 13 nama anggota Komnas HAM periode 2012-2017 melalui pemungutan suara.

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Direktur Koalisi HAM Aceh Zulfikar Muhammad menyesalkan kisruh internal yang terjadi di tubuh Komnas HAM di Jakarta. Ia khawatir, kisruh tersebut akan sangat mengganggu kinerja Komnas HA M sehingga upaya mengungkap kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia menjadi terbengkalai.  

"Saya berharap para anggota Komnas HAM bisa berpikir positif dengan mengutamakan kinerja, bukan rebutan fasilitas," kata Zulfikar , Kamis (10/1/2013) di Banda Aceh.  

Saat ini, lanjut dia, di lapangan ma sih banyak tugas-tugas Komnas HAM yang harus dilakukan, seperti dari pengungkapan kasus pelanggaran HAM di Aceh dan Papua. Selain itu, kasus penculikan , pembantaian di era Pemerintahan Orde Baru, hingga pengawalanpada kasus-kasus pelanggaran HAM yang terkini , juga masih memerlukan kerja keras dari Komnas HAM.  

"Semua itu jelas sangat menguras energi dan profesionalisme para anggota Komnas HAM. Kalau mereka hanya ribut di dalam, mana mungkin bisa menuntaskan tugas-tugas berat seperti itu," tambah Zulfikar.  

Sebelumnya, banyak kalangan aktivits dan masyarakatkorban pelanggaran HAM berharap 13 anggota Komnas HAM yang dilantik pada November 2013 lalu, bisa melakukan terobosan baru untuk mengungkap semua kasus pelanggaran HAM yang berbagai wilayah di INdonesia. Apalagi, 13 komisioner tersebut dipilih melalui proses seleksi ketat.  

Para anggota Komnas HAM yang berjumlah 13 orang tersebut memil iki latar belakang beragam. Natalius Pigai representasi dari Papua, sedangkan Otto Syamsuddin Ishak dari Aceh. Imdadun Rahmat berasal dari Nahdlatul Ulama, sedangkan Manager Nasution dari Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia.

Mantan Dirjen Perlindungan HAM Kementerian Hukum dan HAM Hafid Abbas dipilih sebagai representasi dari pemerintah. Sandrayati Moniaga dipilih karena aktivitasnya yang banyak berhubungan dengan masyarakat adat. Nur Kholis menjadi satu-satunya anggota Komnas HAM 2007-2012 yang terpilih kembali.  

"Dengan latar belakang anggota yang beragam itu akan dapat menjadi modal awal Komnas HAM menghadapi tantangan yang makin kompleks. Tapi siapa sangka, baru dua bulan terpilih sebagai Ketua Komnas HAM, konflik internal mulai menguncang lembaga itu," ujar Zulfikar.  

Jabatan ketua yang diemban Otto Syamsuddin Ishak mulai dipersoalkan para anggota komisioner yang lain. Mereka menuntut agar jabatan ketua Komnas HAM itu harus dipilih ulang setiap tahun, bukan setiap 2,5 tahun seperti yang berlaku sebelumnya.  

"Yang kami sayangkan, tuntutan perubahan ini karena masalah fasilitas. Kalau mereka terus berkutat soal fasilitas, maka sudah pasti akan membuat kinerja lembaga itu menjadi terusik. Padahal sejak awal kita berkeyakinan kalau mereka masuk Komnas HAM demi untuk menegakkan keadilan," ujar Zulfikar.

Semestinya, lanjut dia, sistem kolektif kolegial yang berlaku di jajaran komisioner. Dengan sistem itu, keributan dapat diminimalisasi. Kolektif kolegial itu sangat ditentukan hasil musyawarah dan suara terbanyak, bukan oleh posisi ketua dan atau masa jabatan dari ketua itu sendiri.

Polisi Siapkan Polres Lanny Jaya

AppId is over the quota

JAYAPURA, KOMPAS.com- Untuk meningkatkan pelayanan dan memberika jaminan keamanan pada warga, Polda Papua tengah mendirikan Polres Persiapan Lanny Jaya. Menurut Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes I Gde S Jaya, Polres Persiapan itu akan diaktifkan pada akhir Februari mendatang.

Polres itu akan menempati bekas kompleks perkantoran yang dihibahkan oleh Pemerintah Kabupaten Lannya Jaya. Kompleks itu berdiri di lahan seluas kurang lebih satu hektar.

"Letaknya strategis, antara Pirime dan Tiom, ibukota Kabupaten Lanny Jaya. Jaraknya sekitar tiga menit dari Tiom," kata I Gde S. Jaya. Lokasi Polres Persiapan Lanny Jaya itu berada di Kampung Yokobak.

Akhir November lalu, Polsek Pirime diserang kelompok bersenjata. Dalam penyerangan itu tiga orang anggota polisi tewas, termasuk Kapolsek Pirime (waktu itu) Iptu Rofli Takubesi.

Polisi kemudian berhasil menangkap beberapa anggota kelompok bersenjata tersebut. Diduga kelompok bersenjata itu merupakan pecahan dari kelompok bersenjata yang beroperasi di wilayah Puncak Jaya.

Minggu, 13 Januari 2013

Nikah Siri, Wawali Magelang Dilaporkan ke Polisi

AppId is over the quota
Nikah Siri, Wawali Magelang Dilaporkan ke Polisi Kompas.com/ Ika Fitriana Siti Rubaidah, istri Wakil Wali Kota Magelang.

MAGELANG, KOMPAS.com -- Siti Rubaidah, istri Wakil Wali Kota Magelang, Joko Prasetyo, kembali melaporkan suaminya ke Polres Magelang Kota atas tindakan menyembunyikan pernikahan dan perzinaan, Kamis (10/1/2013).

Ida, panggilan akrab Siti Rubaidah, mendatangi Mapolres Magelang sekitar pukul 15.00 WIB, didampingi Koordinator Jaringan Rakyat Anti Pejabat Publik Pelaku KDRT (JRAP3KDRT), Ahmad Badawi dan 5 orang kuasa hukumnya yang dipimpin Denny Septiviant. Rombongan Ida langsung mendatangi ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) dan diterima Kanit SPK, Ipda Lukman Fuadi.

Ida keluar dari ruang SPK sekitar pukul 17.00 dan langsung menuju unit I Reskrim untuk menjalani pemeriksaan guna Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) Awal. Denny Septiviant, kuasa hukum Ida menjelaskan, selain Joko yang telah ditetapkan menjadi tersangka atas dugaan kasus KDRT, pihaknya juga melaporkan SZN, yang diduga menjadi wanita idaman lain Joko Prasetyo. Keduanya dinilai telah melakukan tindak pidana pasal 279 ayat (1) ke-1 KUHPidana, yang berbunyi, "barang siapa mengadakan perkawinan padahal mengetahui bahwa perkawinan atau perkawinan-perkawinannya yang telah ada, menjadi penghalang yang sah untuk itu".

Selain itu, keduanya juga diduga melanggar Pasal 284 KUHP karena dianggap melakukan perzinaan sepanjang mereka tidak dapat membuktikan bahwa benar telah ada perkawinan yang sah sebagaimana ketentuan Pasal 2 ayat (1) UUP di atas.

"Joko Prasetyo yang masih menjadi suami sah Siti Rubaidah, diduga melakukan nikah siri dengan dengan SZN tersebut tanpa seizin istrinya. Selain itu Joko juga melanggar Pasal 2 ayat (1) dan (2) UU No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan karena pernikahan tersebut tidak dicatatkan di instansi yang berwenang," paparnya.

Ahmad Badawi menambahkan, Ida kembali melaporkan suami dengan tuduhan telah melakukan tindak pidana baru, bahwa pada tanggal 18 Oktober 2012 lalu, Joko Prasetyo sudah mengakui kepada istrinya telah melakukan nikah siri kurang lebih satu bulan sebelumnya dengan perempuan berinisal SZN.

"Pernikahan siri itu juga sudah diakui Joko Prasetyo melalu media massa. Padahal, hingga saat ini tidak ada putusan dari Pengadilan Agama (PA) kepada Joko Prasetyo berupa izin untuk beristri lebih dari satu orang," katanya.

Untuk melengkapi aduan, lanjutnya, pihaknya juga menyertakan bukti pembicaraan yang terekam dalam Blackberry Massenger (BBM) antara Joko Prasetyo dengan seorang perempuan yang didalam kontak BBM Joko bernama Cahya.

"Cahya di dalam kontak BBM itu nama panggilan dari SZN, ada fotonya juga. Ada sekitar 15 lembar bukti yang menunjukkan kemesraan yang hanya ditunjukan oleh pasangan suami istri. Dan itu tidak pantas untuk dipublikasikan," tandasnya.

Kanit SPK, Ipda Lukman Fuadi membenarkan adanya laporan tersebut. Pihaknya telah menerima laporan yang dicatat dalam Surat Tanda Penerimaan Laporan (STPL) dengan nomer STP/05/I/2013/Jateng/Res Mgl Kota.

Seperti diberitakan, Wakil Walikota Magelang, Joko Prasetyo telah ditetapkan oleh pihak kepolisian sebagai tersangka atas dugaan tindakan KDRT terhadap istrinya. Berkas pemeriksaan telah diserahkan kejaksaan, namun belum lengkap (P21) karena tidak disertakan barang bukti dan tersangka. Akibat tindakannya pula, Joko telah mendapat sanksi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P berupa pemecatan sebagai kader.

Lampung Waspadai Penularan Flu Burung ke Manusia

AppId is over the quota
Lampung Waspadai Penularan Flu Burung ke Manusia KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA Ilustrasi. Dalam satu bulan terakhir ini telah terjadi kematian itik hingga ribuan ekor yang disebabkan virus Avian Influenza (AI) atau flu burung.

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com- Dinas Kesehatan Provinsi Lampung mewaspadai kemungkinan penularan flu burung ke manusia menyusul maraknya kematian itik (bebek) dan ayam beberapa pekan terakhir. Masyarakat diimbau tidak menyentuh unggas mati mendadak tanpa alat perlindungan yang memadai.

Hal ini diungkapkan Humas Diskes Provinsi Lampung Asih Hendrastuti, Kamis (10/1/2013).

"Tingkat fatalitas kasus penularan flu burung ke manusia sangat tinggi. Virus ini sangat berbahaya. Kami terus mewaspadainya," ujar Asih. Ia mengakui, pihaknya sempat khawatir dengan munculnya virus H5N1 jenis baru (subclade) yang banyak menyerang itik di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Lampung. Padahal, itik sebelumnya relatif lebih kebal dari penyakit flu burung.

Pihak Diskes Lampung meminta petugas surveilans dan reaksi cepat untuk mewaspadai kemunculan flu burung ke manusia. Di Lampung, kemunculan kasus terakhir flu burung pada manusia terjadi pada 2010.

Pasokan Berkurang, Harga Hasil Bumi Mulai Naik

AppId is over the quota
Pasokan Berkurang, Harga Hasil Bumi Mulai Naik Tanaman cabai.

KEBUMEN, KOMPAS.com - Memasuki puncak musim penghujan harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah melonjak. Kondisi ini diduga akibat berkurangnya pasokan akibat buruknya kualitas panen sejumlah komoditas akibat curah hujan terlalu tinggi.

Pantauan di Pasar Prembun, Kebumen, Kamis (10/1/2013) beberapa barang kebutuhan yang harganya naik, antara lain kacang tanah kupas dari Rp 18.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 18.500, tomat dari Rp 5.000 menjadi Rp 5.500 per kg, cabai merah keriting dari Rp 10.000 menjadi Rp 16.000 per kg, dan cabai rawit dari Rp 18.000 menjadi Rp 22.000 per kg.

Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas bawang merah dari Rp 14.000 per kg menjadi Rp 16.000 per kg.

Suwartilah (45), pedagang besar sayuran di Pasar Prembun mengatakan, pasokan komoditas terutama sayuran dan produk hortikultura dari sejumlah wilayah sentra pertanian memang berkurang.

"Banyak panenan busuk sehingga tidak dikirim. Informasinya, curah hujan terlalu tinggi sebulan ini membuat banyak kebun tergenang air sehingga hasil panen jelek," ujarnya

Kepala Seksi Perlindungan Konsumen Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar Kebumen, Agung Patuh Gunawan Ahmadi, mengatakan kenaikan terjadi sejak di tingkat pedagang.

"Kenaikan harga masih relatif wajar dan terjangkau masyarakat. Permintaan masyarakat juga relatif stabil. Jadi kemungkinan besar karena pasokan yang berkurang," katanya. 

Sabtu, 12 Januari 2013

Pemadaman Listrik di Kota Kupang Mengkhawatirkan

AppId is over the quota

KUPANG, KOMPAS.com - Pemadaman listrik bergilir dengan tenggat waktu 30-60 menit di sejumlah wilayah di Kota Kupang, mengkhawatirkan. Sementara tarif listrik per 1 januari 2013 naik 5 persen dari 15 persen selama 2013.

Pemadaman malam ini berlaku di Kelurahan Liliba, Penfui, BTN Kolhua, dan Kelurahan Oebufu. Pemadaman berlansung 30 menit. Malam sebelumnya, pemadaman di wilayah yang sama dengan tenggat waktu 60 menit. Pemadaman bergilir itu berlangsung sejak tahun 2006.

Ny Lina Kire (44) warga kelurahan Liliba di Liliba, Kota Kupang, Kamis (10/1/2013) mengatakan, PLN hanya ingin selalu untung, tidak mau rugi dalam melayani. "Sekarang harga pulsa PLN naik luar biasa. Saya tidak tahu berapa angka kenaikan. Tapi tanggal 2 Januari saya beli pulsa Rp 100.000 tapi hanya bertahan lima hari. Tadinya, Rp 100.000 bisa untuk 14 hari," kata Kire.

Ia mempersoalkan, meski listrik di rumah padam tetapi meteran KWh di rumah tetap berputar. Itu berarti ia tetap menyedot pulsa yang ada. Masyarakat selalu dirugikan oleh PLN. Setiap pemadaman bergilir yang berulang, selalu ada barang di rumah yang rusak seperti komputer, mesin cuci, kulkas dan alat blender.

Kegiatan belajar anak anak terganggu, dan semua urusan rumah terbengkalai. "Kita mau mengadu di mana. PLN sendiri tidak membuka ruang untuk pemgaduan itu," kata Kire.

Kepala PLN Wilayah NTT Richard Safkaur mengatakan, daya mampu PLN di Kupang 43 MW sementara beban puncak 49 MW sehingga defisit 5 MW. Mengatasi defisit itu, PLN terpaksa melakukan pemadaman bergilir.

"Kami sedang menunggu satu unit mesin dari luar NTT berkapasitas sekitar 7 MW untuk mengatasi defisit tadi," kata Safkaur. 

Cuaca Buruk, Pepohonan di Bandar Lampung Bertumbangan

AppId is over the quota
Cuaca Buruk, Pepohonan di Bandar Lampung Bertumbangan KOMPAS/Yulvianus Harjono Sebuah pohon peneduh tumbang di Jalan Nusa Indah, Bandar Lampung, Kamis (10/1/2013) malam akibat angin kencang.

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Akibat angin kencang, belasan pohon peneduh di Bandar Lampung bertumbangan dan menghalangi jalan, Kamis (10/1/2013).

Salah satu pohon besar di Jalan Nusa Indah di kawasan Pahoman, misalnya, tumbang Kamis pukul 19.30. Pohon ini melintang di jalan sehingga pengguna jalan tidak bisa melintas di daerah ini. Pohon ini juga menghantam sebuah saung. Untungnya tidak ada orang di dalamnya.

"Sehari ini sudah tujuh (pohon) yang tumbang. Kemarin, enam buah. Anginnya sagat kencang dua hari ini," tutur Eko, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bandar Lampung.

Pada Rabu, angin kencang juga menumbangkan sebuah antena radio di kawasan Lembah Hijau, Bandar Lampung. Namun, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Sebelumnya, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Raden Intan Lampung mengungkapkan, cuaca ekstrem berupa angin kencang akhir-akhir ini adalah dampak siklon Narelle yang terjadi di Australia.

Bobol Rumah Guru, Pencuri Hanya Ambil 2 Ban Mobil

AppId is over the quota

KEDIRI, KOMPAS.com -- Meskipun saat ini sudah tersedia beragam alat pengaman kendaraan bermotor mulai alat pelacak posisi hingga alarm yang semakin canggih, namun sepertinya masih belum menjamin seratus persen keamanan kendaraan ataupun peralatan bagian kendaraan. Kewaspadaan tetap harus menjadi sesuatu hal yang utama.

Seperti kasus yang terjadi di Kota Kediri Kota, Jawa Timur ini. Kepolisian setempat tengah menangani sebuah laporan kasus pencurian yang jarang sekali terjadi, yaitu pencurian roda dari sebuah mobil yang masih layak jalan dan sedang diparkir oleh pemiliknya. Laporan tersebut dibuat oleh pemilik kendaraan yang berprofesi sebagai guru, Rif (48), warga Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.

Kepala Subbag Humas Polres Kediri Kota, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Surono mengatakan, dalam laporannya itu korban baru menyadari kehilangan roda pada Rabu (9/1/2013) pagi. Pencurian diketahui saat korban membuka pintu rumah dan mendapati roda belakang mobil Avanza yang diparkir di garasi rumah telah berganti menjadi balok kayu. Setelah diperiksa di sisi sampingnya, roda belakangnya juga telah raib.

"Setelah dikroscek pada anggota keluarga yang lain dan tidak ada yang tahu, korban lalu melaporkannya pada kami," kata AKP Surono, Kamis (10/1/2013).

Polisi kemudian menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan pemeriksaan lokasi kejadian serta mengumpulkan keterangan dari pemilik kendaraaan. Dari olah tempat kejadian perkara, polisi mengamankan beberapa barang bukti seperti mur bekas pengunci roda, balok kayu pengganjal, serta kaos yang diduga milik pelaku yang tertinggal di lokasi.

"Petugas kini masih terus melakukan penyelidikan, dan kerugian material akibat kejadian itu diperkirakan sebesar Rp 5 juta," pungkas Surono.

Jumat, 11 Januari 2013

Anak Putus Sekolah Dibekali Keterampilan

AppId is over the quota

WONOSOBO, KOMPAS.com- Sebanyak 20 anak putus sekolah di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, dikirim mengikuti pelatihan keterampilan. Pelatihan diharapkan membuat mereka mandiri dan tidak membebani orang tua serta masyarakat.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Wonosobo Agus Purnomo, Kamis (10/1/2013), mengatakan, 20 anak putus sekolah tersebut akan mengikuti pelatihan keterampilan di Balai Rehabilitasi Sosial, Taruna Yudha, Kabupaten Sukoharjo, selama empat bulan.

"Ke-20 anak ini merupakan anak putus sekolah, yang berasal dari lulusan SMP sebanyak 12 anak dan lulusan SMA 8 anak," ujarnya.

Untuk angkatan pertama ini, lanjut Agus, berasal dari Kecamatan Wadaslintang (6 anak), Kecamatan Kalikajar (2), Kecamatan Watumalang (2), Kecamatan Kaliwiro (6), Kecamatan Kertek (1), Kecamatan Kalibawang (1), dan Kecamatan Kejajar (2).

"Jumlah laki-laki 7 anak dan perempuan 13 anak. Mereka akan mendapat bekal pendidikan keterampilan berupa pendidikan menjahit, yang diikuti 13 anak, salon 2 anak dan bengkel 5 anak," jelasnya.

Melalui palatihan yang akan diadakan rutin tersebut, para anak putus sekolah ini diharapkan menjadi manusia yang mandiri, tidak bergantung lagi dengan orang tua dan masyarakat sekitar. Selama di Taruna Yudha, mereka tidak dipungut biaya, bahkan diberi uang saku dan ada libur di hari-hari libur.

Setelah selesai pelatihan pun mereka akan disalurkan ke beberapa tempat kerja yang sudah siap menampung mereka, seperti di salon-salon, perusahaan konveksi dan beberapa Bengkel AHASS.

"Selain anak putus sekolah, rencananya kami juga akan mengikutsertakan penyandang cacat dalam kegiatan tersebut," ungkap Agus.

Data di Dinas Sosial Wonosobo menyebutkan, pada tahun 2012, jumlah anak putus sekolah tercatat 550 anak, terdiri dari SD/MI (125 anak), SMP/MTs (213), SMA/MA (140), dan SMK (72).

Lihat Ombak Tinggi, Warga Mengira Tsunami

AppId is over the quota
Lihat Ombak Tinggi, Warga Mengira Tsunami KOMPAS.com/ Hendra Cipto Ilustrasi: sebanyak empat buah kapal terseret ombak tinggi yang disertai angin kecang hingga terdampar di tepi pantai Tanjung Bunga dan pantai Tanjung Bayang, Makassar, Rabu (09/01/2013).

BULUKUMBA, KOMPAS.com -- Cuaca buruk yang melanda sejumlah daerah di Indonesia beberapa hari ini membuat warga khawatir tempat tinggal mereka menjadi sasaran amukan angin puting beliung, ombak, banjir maupun tanah longsor.

Bahkan, saking ketakutannya, warga, khususnya yang bermukim di pesisir pantai, Kelurahan Kasimpureng, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Kamis (10/1/2013) malam sempat panik melihat gelombang tinggi. Warga mengira ombak tinggi itu tsunami yang akan menerjang permukiman.

"Warga sempat panik dan berlarian ketika melihat gelombang besar itu, mereka mengira itu adalah tsunami. Namun karena kami nelayan memastikannya dengan memeriksa kondisi gelombang, ternyata bukan," jelas Rahmat, salah seorang nelayan Kasimpureng.

Menurut Rahmat, warga baru dapat tenang dan kembali ke rumah masing-masing setelah sejumlah nelayan telah memastikan gelombang tinggi itu bukan tsunami. Lanjut Rahmat, ombak setinggi 3 hingga 4 meter yang melanda perairan Bulukumba, merupakan gelombang terbesar sejak cuaca buruk melanda daerah itu.

Ia pun berharap, cuaca buruk bisa cepat reda, hingga warga, khususnya kaum wanita dan anak-anak tidak khawatir lagi tinggal di rumah mereka. "Anak-anak maupun ibu-ibu kini tak berani tinggal di rumahnya, terutama pada malam hari. Mereka lebih memilih berkumpul di satu rumah," ungkapnya. Hingga malam ini, angin kencang masih melanda Bulukumba.

Ditinggal Anak dan Istri, Nelayan Gantung Diri

AppId is over the quota

MANADO, KOMPAS.com -- Meidi Lolaroh (25) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Kamis (10/1/2013) siang. Sebelumnya, Meidi sempat dicegah warga, namun yang bersangkutan tetap melanjutkan aksi nekatnya hingga tewas tergantung dengan seutas tali di rumahnya, Kecamatan Madidir, Bitung.

Korban gantung diri karena diduga stres ditinggal istri dan anaknya. Upaya percobaan bunuh diri yang pertama berhasil digagalkan oleh warga. Saat itu, warga memergok Meidi hendak gantung diri dengan tali. Warga segera menyelamatkan Meidi, namun yang bersangkutan malah melawan. Meidi marah dan mengejar tetangganya sambil mengacung-acungkan parang.

"Korban lalu kembali mengulang usaha bunuh dirinya," ujar Kapolsek Bitung Tengah, Kompol Alfianto.

Hingga kini, lanjut Alfianto, Istri dan anak korban pergi dari rumah tidak diketahui keberadaannya. Ditenggarai korban mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena ditinggal anak dan istri. "Kami masih mengembangkan kasus ini untuk mengetahui persis motif bunuh diri sambil menunggu hasil otopsi," tambah Alfianto.

Protes Hasil Pilkades, Warga Geruduk DPRD Wonosobo

AppId is over the quota
Protes Hasil Pilkades, Warga Geruduk DPRD Wonosobo KOMPAS/GREGORIUS MAGNUS FINESSO Warga Desa Bejiarum, Wonosobo geruduk DPRD setempat memprotes hasil Pilkades, Kamis (9/11/2013).

WONOSOBO, KOMPAS.com- Ratusan warga Desa Bejiarum, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Kamis (10/1/2013), berunjuk rasa memprotes hasil pemilihan kepala desa setempat yang digelar Desember lalu. Mereka menduga ada permainan politik uang dan ketidaknetralan sejumlah perangkat desa.

Hasil Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Desa Bejiarum menempatkan Tugiman sebagai Kades terpilih. Ratusan warga yang menyatakan diri sebagai pendukung calon kades Bambang Soponyono mendatangi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Wonosobo. Mereka akhirnya ditemui Ketua Komisi A, Bambang Sugiyanto, dikawal ketat puluhan anggota polisi dari Polres Wonosobo.

Kuasa hukum warga, Sri Hadi Fahrudin, menjelaskan, pendukung calon kades Bambang Soponyono menolak hasil Pilkades. Kemenangan Tugiman yang hanya berselisih Sembilan suara dengan Bambang Soponyono terindikasi tidak sesuai azas keadilan. "Banyak kecurangan dan pelanggaran terjadi," jelasnya.

Beberapa pelanggaran dan kecurangan antara lain tidak netralnya Kades Bejiarum, Isnaeni, yang selama proses pelaksanaan pemungutan hingga penghitungan suara terlalu banyak intervensi kepada panitia pilkades. Selain itu, Kades Isnaeni juga dinilai lebih berperan aktif dalam tugas kepanitiaan, padahal tidak termasuk panitia.

Peran tersebut termasuk ketika penentuan orang yang tengah sakit atau jompo apakah bisa memilih atau tidak. Pelanggaran lainnya ditujukan kepada Kepala Dusun Kalicecep, Wardoyo. "Kepada ibu-ibu buruh tani, yang bersangkutan melakukan pengarahan suara untuk Tugiman, dengan iming-iming uang," ungkap Fahrudin.

Dia juga menyebutkan adanya politik uangyang dilakukan salah satu anggota Badan Permusyawaratan Desa bernama Sarwono. Kepada beberapa warga, Sarwono diduga membagi-bagi uang dengan besaran antara Rp 50.000-Rp 100.000. Beberapa pemuda Dusun Kalicecep disebut melihat kejadian tersebut.

Menanggapi aspirasi tersebut, Ketua Komisi A DPRD Wonosobo, Bambang Sugiyanto menyatakan akan segera menyalurkannya kepada pimpinan dewan. Namun keputusan penyelesaian sengketa tersebut, itu merupakan hak prerogatif Bupati, termasuk bila harus ada penundaan pelantikan Kades yang direncanakan pada 15 Januari mendatang.

Kamis, 10 Januari 2013

Tokoh Agama Desak Polisi Ungkap Kasus Pembunuhan di TTU

AppId is over the quota
Tokoh Agama Desak Polisi Ungkap Kasus Pembunuhan di TTU Kompas.com/ Ericssen Ilustrasi penikaman.

KEFAMENANU, KOMPAS.com -- Sejumlah tokoh agama di Timor Tengah Utara mendesak polisi untuk serius menangani kasus pembunuhan. Sebab, hingga 2013, puluhan kasus pembunuhan yang ditangani Polres Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur belum ada satu pun yang terungkap dan diproses sampai tuntas.

Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama Kabupaten TTU, Romo Aloysius Kosat, PR saat ditemui Kompas.com di Paroki Santa Theresia Kefamenanu, Kamis (10/1/2013) mengatakan, kasus-kasus pembunuhan secara kasat mata sebenarnya bisa dengan cepat terungkap karena didukung dengan saksi-saksi. Akan tetapi, sepertinya polisi tidak sungguh-sungguh dalam menangani kasus tersebut.

"Polisi itu kalau ada kasus atau pengaduan ke sana, setelah mereka ambil keterangan dan kadang-kadang tahan orang, dan sesudah masa tahanan selesai, mereka biarkan dan terkesan mau didiamkan kasusnya," tuding Romo Aloysius.

Romo Aloysius mencontohkan beberapa kasus pembunuhan, seperti pembunuhan Paulus Usnaat di dalam sel tahanan Polsek Miomafo Timur pada tahun 2008 lalu. Menurutnya, kasus kematian Paulus jelas-jelas menjadi tanggung jawab polisi karena lalai dalam bertugas. Selain itu kasus pembunuhan Dominikus Saet, Kepala SDK Napan. Nepan dibunuh di dalam rumahnya tahun 2010. Lalu pembunuhan Stefanus Atok, warga Peboko 2011 lalu dan masih banyak lagi kasus pembunuhan lainnya.

"Sebenarnya sederhana saja kalau polisi punya niat bekerja serius dan bertanggungjawab untuk tangani semua kasus pembunuhan itu," jelas Romo Aloysius singkat.

Dua Warga Afsel Didakwa Bawa Sabu 4,9 Kg

AppId is over the quota
Dua Warga Afsel Didakwa Bawa Sabu 4,9 Kg KOMPAS.com/ Ronny Adolof Buol Stephen Rian dan Donya Louise dua warga negara asal Afrika Selatan didampingi Penterjemah ketika menjalani sidang di Pengadilan Negeri Manado. Kedua WNA tersebut didakwa atas kepemilikan narkotika jenis sabu-sabu.

MANADO, KOMPAS.com -- Dua warga negara asing (WNA) asal Afrika Selatan, Stephen Riaan Cecil (19) dan Preston Donya Louise (23) menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Manado, Kamis (10/1) siang tadi. Kedua WNA ini dihadapkan dengan kasus kepemilikan narkotika jenis sabu seberat hampir 5 kilogram.

Keduanya tertangkap tangan membawa masuk sabu-sabu seberat 4.988,2 gram ketika tiba di Bandara Samratulangi pada 10 Agustus 2012 lalu. Saat pemeriksaan barang melewati Xray, petugas Bea Cukai mencurigai salah satu bagasi yang dibawa keduanya dengan menumpang Pesawat Silk Air MI-274.

Kasus yang kemudian ditangani Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Sulut ini menjadi perhatian publik karena Sulawesi Utara dijadikan tempat masuk penyelundupan narkoba. Dalam sidang perdana yang ditonton banyak orang tersebut, kedua terdakwa harus didampingi oleh penterjemah. Hal ini disebabkan kedua WNA tersebut tidak bisa berbahasa Indonesia, dan Majelis Hakim serta Jaksa Penuntut Umum (JPU) juga tidak fasih berbahasa Inggris.

Alhasil sidang yang membacakan dakwaan tersebut berjalan cukup lama dan tidak seperti biasanya. JPU harus membaca kalimat dakwaan yang dipenggal-penggal dan diterjemahkan oleh penerjemah. Demikian pula ketika Hakim melakukan tanya jawab dengan kedua terdakwa.

Dalam dakwaan tersebut kedua terdakwa dijerat pasal 113 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Selain itu, keduanya juga dijerat pasal 132 ayat (1) jo pasal 112 ayat (1) dan ayat (2) UU 35 tahun 2009 tentang Narkotika atau keempat B/115 ayat (1).

Setelah selesai pembacaan dakwaan, Hakim Ketua S Pardede SH memberi kesempatan kepada kedua terdakwa untuk menanggapi dakwaan tersebut. "Kami merasa takut dan menyesal dengan kejadian ini," ujar kedua terdakwa.

Sebelumnya kedua WNA ini sempat mengirim surat kepada Presiden Afrika Selatan memohon bantuan hukum atas kasus yang menimpa mereka. Dari informasi yang diperoleh selama menjalani masa tahanan di Manado, kedua terdakwa tidak pernah mendapat perhatian dari negara asal mereka. Sidang akan dilanjutkan minggu depan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi-saksi.

Sering Picu Kecelakaan, Jalan Provinsi Diperbaiki Pemkab Mesuji

AppId is over the quota
Sering Picu Kecelakaan, Jalan Provinsi Diperbaiki Pemkab Mesuji KOMPAS/YULVIANUS HARJONO Inilah kondisi jalan yang hancur dan berlumpur menuju ke Desa Sritanjung, Kecamatan Tanjung Raya, Mesuji, Lampung, tempat terjadinya konflik antara warga dan perusahaan perkebunan sawit yang akhir-akhir ini mencuat. Belasan wartawan, Kamis (16/12/2011), beramai-ramai menuju kampung yang tak mudah dijangkau itu.

MESUJI, KOMPAS.com - Bupati Mesuji Khamamik membuat terobosan dengan memperbaiki jalan poros di Mesuji, Lampung, yang berstatus jalan provinsi. Inisiatif ini dilakukan karena jalan ini rusak parah dan sering memicu kecelakaan.

Dalam siaran persnya, Kamis (10/1/2013), Khamamik mengatakan, dana penimbunan jalan itu diambil dari sumbangan pribadi dari orang-orang yang perduli dengan Mesuji. Ia turun langsung memantau kegiatan perbaikan jalan ini.

Bupati yang kerap "blusukan" hingga ke daerah terpencil di Mesuji ini mengatakan, inisiatif menimbun jalan yang rusak parah itu adalah akibat tingginya angka kecelakaan di sana. "Truk yang terguling sudah jadi pemandangan biasa di sepanjang ruas jalan ini," tuturnya.

Di lain pihak, Pemprov Lampung tidak kunjung memperbaiki jalan itu. Padahal, perawatan ruas jalan ini menjadi tanggung jawab Pemprov Lampung, bukan Pemkab Mesuji.

"Inisiatif kami untuk menimbun jalan provinsi ini tidak menyalahi karena tidak menggunakan anggaran pemerintah. Saya meminta bantuan dari kerabat, teman-teman dekat dan orang-orang yang perduli dengan Mesuji. Sedikit-sedikit dikumpulkan untuk membeli batu dan untuk operasional alat berat," jelasnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan, proses penimbunan jalan provinsi tersebut saat ini terus berlangsung. Sejumlah alat berat milik Pemkab Mesuji bekerja menimbun jalan dengan tanah dan batu di beberapa titik sepanjang jalan Z.A Pagar Alam, Mesuji.

Eksavator juga bekerja membuat drainase dan melakukan pelebaran di sisi kiri kanan jalan yang direncanakan memiliki lebarnya 22 meter itu. Saat ini lebar jalan itu hanya mencapai 10 meter dan yang diaspal hanya selebar 6 meter.