Minggu, 07 Oktober 2012

Pemerintah Indonesia Sulit Menggugat Kasus Montara

AppId is over the quota

KUPANG, KOMPAS.com - Pemerintah RI sulit menggugat kasus pencemaran Laut Timor yang bersumber dari ledakan sumur minyak di Montara, Australia. Alasannya karena Pemerintah Indonesia hingga kini tidak memiliki bukti akademik yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah terkait dampak pencemaran hingga wilayah NTT terutama di Timor bagian barat.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana Kupang, Wilhelmus Wetan Songa di Kupang, Selasa (21/8/2012) siang. Ia menanggapi upaya penyelesaian kasus Montara yang tak kunjung terwujud sejak kasusnya merebak tiga tahun lalu.

Menurut catatannya, Pemerintah RI melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan sejauh ini pernah beberapa kali memperjuangkan ganti rugi akibat pencemaran itu. "Klaim yang disampaikan selalu dengan data berubah ubah. Upaya itu selalu gagal karena datanya tidak ilmiah," jelas Wilhelmus.

Ladang minyak Montara yang dioperasikan oleh PTT Exploration and Production atau PTTEP Australasia, pada 29 Agustus 2009 meledak dan menumpahkan jutaan kubik minyak mentah. Kebocoran terjadi selama 80 hari dan mengakibat pencemaran luas hingga kawasan Laut Timor bagian barat (NTT).

Sebelumnya, Direktur Yayasan Peduli Timor Barat, Ferdi Tanoni mengakui YPTB adalah satu-satunya lembaga resmi dari Indonesia yang telah mengajukan pengaduan kepada Komisi Penyelidik Montara di Australia pada November 2009, April 2010 dan Maret 2011. Oleh pihak Australia dan Montara, gugatan YPTB dinyatakan memenuhi syarat karena disertai sampel yang membuktikan telah terjadi pecemaran hingga perairan lau di NTT.

Menurut Wilhelmus, seharusnya Pemerintah RI mendukung upaya yang telah dilakukan YPTB karena pintu masuknya sudah terbuka. Artinya, tidak justru bersikap sebaliknya, yakni menempatkan YPTB seolah rival yang mengganggu bahkan menghalangi upaya pemerintah dalam kasus Montara.

Birunya Pantai Papuma Memang Menggoda

AppId is over the quota
ASITA SURYANTO Pantai Papuma di Jember, Jawa Timur.

KOMPAS.com- Rasa lelah selama hampir empat jam di perjalanan, langsung sirna begitu memasuki wilayah Watu Ulo hingga Pantai Papuma di Jember, Jawa Timur. Dari kejauhan, mata sudah dimanjakan dengan birunya air laut, dan deburan ombak yang memukul batu karang. Di sepanjang tepi jalan, masih tampak dari rerimbunan pohon jati.

Betapa indah pemandangan di Pantai Papuma yang merupakan singkatan dari pasir putih malikan. Pasir di pantai yang melingkar panjang sekitar 35 hektar dengan garis pantai sepanjang 25 kilometer itu memang halus dan putih. Jarak dari Kota Jember ke Pantai Papuma sekitar 38 kilometer, tapi hampir setiap hari tak kurang dari 100 pengunjung dari berbagai kota di Indonesia datang menikmati keindahan pantai itu. Salah satu keunikan Papuma, batu-batu malikan yang bisa mengeluarkan bunyi-bunyian khas seperti musik ketika terkena ombak.

Karang pipih

Batu malikan merupakan karang pipih seperti kerang besar yang jumlahnya tujuh, di antaranya masing-masing bernama Pulau Batara Guru, Pulau Kresna, Pulau Narodo, Pulau Nusa Barong, Pulau Kajang, dan Pulau Kodok. Bentuk karang yang dahulu kala sebagai pulau tersebut sangat khas, seperti Pulau Kodok mirip kodok raksasa, Pulau Narodo mirip topi dewa narada. Dua batu karang sebagai ikon Papuma adalah batu kajang dan batu narada.

Kekaguman akan keindahan Tanjung Pasir Putih Malikan atau Tanjung Papuma, menurut Hartomo, Sekretaris Kecamatan Jombang, Jember, karena pengunjung tak hanya menikmati birunya laut. Di sepanjang pantai juga terdapat pedagang sekaligus pemilik warung yang menyediakan masakan khas pantai, seperti ikan bakar.

Hal itu juga dibenarkan Arjuna, staf Hubungan Masyarakat Perum Perhutani Jember. Para pengunjung sungguh dimanjakan dengan keindahan dan eksotika Tanjung Papuma.

Apalagi Tanjung Papuma juga jadi tempat pendaratan ikan oleh nelayan sehingga wisatawan bisa melihat langsung ikan segar saat diturunkan dari perahu nelayan, sekaligus membeli hasil tangkapan nelayan untuk dibakar di pinggir pantai. Hanya saja, pengunjung perlu waspada saat makan karena masih ada monyet berkeliaran yang selalu siap memangsa makanan yang hendak disantap.

Sungguh menakjubkan dan menyenangkan bila ingin berwisata dengan keluarga di lokasi ini karena kawasannya masih sangat alami meski tidak terlalu luas. Yang pasti pengunjung wisata alam di Pantai Papuma bisa menikmati keindahan alam termasuk saat terbit dan tenggelamnya matahari.

Menikmati keindahan alam itu bisa dilakukan dari Sitinggil yang berada di kawasan Pantai Papuma pada pagi hari saat matahari terbit, dan sore hari melihat proses matahari terbenam. Sepanjang mata memandang ke laut lepas dari pasir putih, akan tampak begitu banyak batu karang yang menyerupai gunung atau bukit. Itu benar-benar indah sekaligus menakjubkan.

Nuansa hutan

Panorama alam Papuma sesungguhnya adalah perpaduan antara keindahan alam yang bernuansa hutan, laut, gugusan pulau yang menggunakan nama pewayangan. Saat air surut, pengunjung bisa mendekat gunung narada dan memegang langsung, bahkan banyak yang memanfaatkan untuk memancing di sekitar batu karang. Sebaliknya, saat air pasang dan ombak menjulang tinggi, maka akan tersuguhkan keindahan deburan ombak menghantam karang-karang tersebut.

Pengelola Pantai Papuma juga telah menyediakan beberapa lokasi berkemah yang menawarkan suasana yang sensasional di waktu malam sambil berkreativitas di alam bebas. Di kawasan hutan itu tersedia areal untuk berkemah dan menggelar kegiatan latihan di luar ruang.

Perhutani yang mengelola kawasan itu menyediakan peralatan yang bisa disewa dengan tarif terjangkau, antara lain tenda kemah pramuka biasa dan tenda eksekutif. ”Kami juga menyediakan peralatan untuk penerangan perkemahan,” ungkap Darwi, pengelola Tanjung Papuma.

Malah sejak setahun ini di Tanjung Papuma telah ada wihara Papuma yang dibangun oleh pengusaha asal Surabaya. Wihara ini makin ramai dikunjungi, terutama menjelang sore hari. Pengelola juga menyediakan 21 unit tempat penginapan antara lain berupa cottages panggung sebanyak 7 unit, pondok jati 3 unit, pondok rimba 4 unit, pondok mahoni 4 unit, pondok kajang, dan pondok sengon, serta pondok jabon masing-masing satu unit. Tarif penginapan berkisar Rp 125.000–Rp 400.000 per malam.

Tarif masuk ke lokasi Pantai Papuma pada hari biasa yakni Rp 5.000, lalu Rp 7.000 ketika hari libur termasuk akhir pekan. Kendaraan roda dua dikenai tarif parkir Rp 1.000, roda empat Rp 2.000 dan roda enam Rp 6.000 per unit.

Keindahan lokasi wisata itu mulai bisa dirasakan keindahannya sejak perjalanan dari Watu Ulo dan Tanjung Papuma. Kedua lokasi wisata tersebut sebenarnya berada pada satu hamparan gugusan pantai panjang yang dipisahkan tebing terjal. Namun kedua lokasi wisata ini dikelola oleh manajemen berbeda.

Batu ular

Awalnya agar pengunjung bisa sampai di Tanjung Papuma harus melalui kawasan wisata lain karena pintunya masih satu, yakni Watu Ulo. Watu Ulo berasal dai bahasa Jawa yang artinya batu ular. Watu Ulo memiliki mitos, dan bila dihubungkan dengan cerita rakyat, batu yang menjorok ke laut dan menyerupai ular.

Pada hari biasa atau kerja, tidak banyak pengunjung yang datang untuk rekreasi di pantai itu, kecuali pada hari libur dan hari besar. Sebagian besar wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri kini datang ke Watu Ulo hanya sekadar singgah, atau sekadar lewat sebelum melanjutkan perjalanan ke Pantai Papuma.

Walau demikian, Watu Ulo memiliki acara tradisi tahunan yang dilaksanakan setiap tanggal 1 hingga 10 Syawal. Saat itu adalah puncak dari seluruh kegiatan yang digelar masyarakat di Desa Sumberrejo, Kecamatan Ambulu, bekerja sama dengan Dinas Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten Jember. Masuk ke kawasan Watu Ulo dikenakan tarif Rp 5.000 per orang, belum termasuk retribusi kendaraan. Jika melanjutkan perjalanan ke Tanjung Papuma, satu kendaraan dengan jumlah pengunjung yang sama dalam satu hari itu dikenai biaya Rp 18.000.

Jika hanya ingin ke Tanjung Papuma saja tanpa lewat Watu Ulo, sudah ada jalan pintas di pertigaan Dusun Gemuling Desa Sumberrejo, Kecamatan Ambulu, yang ke arah kanan. Jalur tersebut untuk memisahkan jalan masuk bagi pengunjung dengan tujuan utama Pantai Papuma sehingga tidak perlu melewati Pantai Watu Ulo. Pemisahan jalan ini dilakukan pada tahun 2003.

Meski berliku, sejak 2010, jalan tersebut sudah mulus, tetapi tetap mendorong masyarakat untuk perlu mengunjungi Pantai Papuma. Birunya laut dengan hamparan pasir putih serta kehadiran karang, membuat Pantai Papuma sungguh menggoda setiap orang. (Agnes Swetta Pandia/Syamsul Hadi)

Sabtu, 06 Oktober 2012

Hotel Berbintang di Labuan Bajo Harusnya Dibatasi

AppId is over the quota

LABUAN BAJO, KOMPAS.com — Seiring berkembangnya wisata di Kota Labuan Bajo, Flores bagian barat, Nusa Tenggara Timur, makin banyak investor yang mendirikan hotel berbintang. Namun ada baiknya hotel di Ibukota Kabupaten Manggarai Barat itu dibatasi

Demikian pandangan yang disampaikan Staf Yayasan Komodo Kita Kabupaten Manggarai Barat, Zakarias Samuel Sem kepada Kompas.com di Labuan Bajo, Selasa (21/8/2012).

Menurut Zakarias, jika tidak dibatasi, hal itu kurang menguntungkan bagi investornya dengan tingkat hunian di bawah 50 persen. Selain itu, kehadiran hotel berbintang juga akan menutup akses bagi investor kecil lainnya membangun hotel Melati, cottage, homestay yang sangat diminati

Samuel menjelaskan, Hotel berbintang atau berstandar internasional umumnya investor dari luar Flores dan Manggarai Barat dan akan berdampak daya pengisapan ekonomi Flores pada umumnya dan Kabupaten Manggarai Barat pada khususnya.

Sebagaimana diberitakan Kompas.com, Senin (20/8/2012) bahwa ada enam hotel berstandar internasional di Kota Labuan Bajo. Hotel berbintang itu tumbuh seiring dengan pertumbuhan pariwisata yang sangat pesat dan maju di Kabupaten Manggarai Barat dengan daya tarik kadal raksasa Komodo yang masuk dalam tujuh keajaiban dunia.

Keajaiban dari binatang langka Komodo yang hanya di Kabupaten Manggarai Barat menggaet ribuan wisatawan mancanegara maupun domestik. Berbagai fasilitas dibenahi di Kota Labuan Bajo untuk menjamu

wisatawan-wisatawan yang akan menikmati panorama disekitar Kota Labuan Bajo maupun dipulau-pulau yang menyimpan keunikan-keunikan tersendiri.

Masyarakat Menikmati Liburan Lebaran

AppId is over the quota
Masyarakat menikmati hari libur Lebaran dengan berwisata di kawasan Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (20/8). Jumlah pengunjung di kawasan ini meningkat menjadi sekitar 7.000 orang saat libur Lebaran dibandingkan hari biasa yang hanya mencapai sekitar 1.000 orang.

LAMONGAN, KOMPAS.com - Selain bersilaturahim kepada keluarga dan kerabat, sebagian besar masyarakat memanfaatkan hari libur Lebaran untuk berwisata. Hampir setiap tempat wisata di beberapa kota di Indonesia dipadati pengunjung. Mereka menikmati fasilitas yang disediakan pengelola tempat wisata.

Di Lamongan, Jawa Timur, Wahana Bahari Lamongan (WBL) dan Kebun Binatang Maharani menjadi tempat tujuan favorit. Kedua obyek wisata di Kecamatan Paciran, Lamongan, itu berseberangan dan memakai sistem tiket terusan sehingga mudah dikunjungi.

”Pada hari kedua Lebaran, lebih dari 10.000 pengunjung ke WBL dan kebun binatang. Pada hari biasa hanya 1.000-2.000 pengunjung,” kata staf marketing WBL, Azhari Reyhan. Khusus Lebaran ini, WBL juga meluncurkan tiga wahana permainan baru. Total ada 45 wahana permainan untuk anak dan dewasa di tempat tersebut.

Sementara daya tarik wisata di Kebun Binatang Maharani adalah koleksi satwa albino seperti singa, ular, dan burung merak. Juga terdapat goa sepanjang 350 meter yang memiliki stalaktit dan stalakmit yang indah.

”Anak dan keponakan saya mengajak ke WBL karena banyak permainan menantang,” kata Budi Rusyanto (49), pengunjung asal Kota Surabaya. Wahana yang menantang itu antara lain jenis permainan kereta luncur atau wahana berbentuk perahu yang diayun tinggi.

Di Kota Surabaya, Kebun Binatang Surabaya (KBS) dipadati hingga sekitar 25.000 orang pada Senin kemarin. Sebanyak 70 persen merupakan warga Surabaya dan 30 persen warga luar Surabaya. ” Pada libur Lebaran hari kedua tahun lalu hanya dikunjungi 10.000-15.000 orang,” kata Kepala Humas KBS Anthan Warsito.

Tidak hanya Kebun Binatang Maharani dan KBS yang dipadati ribuan pengunjung. Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta dan Ragunan Jakarta kondisinya juga sama.

Lia (40) bersama suaminya, Deddy (40) yang mudik dari Bandung ke Yogyakarta bersama tiga anaknya, juga berlibur ke Gembira Loka. Pada hari pertama, mereka bersilaturahim ke keluarga di Sleman dan pada Lebaran hari kedua mereka menghabiskan waktu di Gembira Loka.

Seorang pengunjung asal Citayam, Kabupaten Bogor, Titi (55), mengatakan, Ragunan menjadi pilihan berlibur bersama keluarga karena lokasinya yang relatif tidak terlalu jauh dan harga tiket masuk yang murah. selain itu, akses angkutan umum menuju lokasi pun mudah.

Wisata di pantai juga menjadi pilihan. Kawasan wisata Pantai Anyer, Serang, Banten, dipadati wisatawan pada Lebaran hari kedua, Senin (20/8). Kemacetan pun terjadi di sepanjang jalan menuju Anyer.

Wisatawan kebanyakan berasal dari Jakarta dan sejumlah kota di Banten. Rustam (40), wisatawan, mengatakan sudah menjadi tradisi untuk berlibur di Anyer pada Lebaran hari kedua. ”Lebaran hari pertama dipakai untuk silaturahim ke tetangga dan saudara, baru pada Lebaran hari kedua kami sekeluarga liburan ke Anyer,” kata warga Cilegon ini.

Selain obyek wisata pantai, mercusuar peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1885 di Anyer juga dikunjungi banyak wisatawan. Dari mercusuar setinggi 65 meter dan terdiri dari 17 lantai itu, wisatawan dapat melihat pesisir Pantai Anyer.

Di Kupang, Nusa Tenggara Timur, wisatawan lokal memadati sejumlah pantai wisata di Kabupaten dan Kota Kupang. Mereka membawa makanan serta tikar untuk duduk per kelompok sambil makan bersama. Sebagian pengunjung mandi air laut, sebagian lagi hanya berbincang-bincang di bibir pantai.

Empat pantai wisata termasuk satu sumber mata air paling banyak dikunjungi, yakni Pantai Tablolong di Kabupaten Kupang, Lasiana di Kota Kupang dan sumber mata air Baumata di Kabupaten Kupang, serta pantai wisata Goa Monyet di Tenau, Kabupaten Kupang. Pengamatan di empat tempat wisata ini, pengunjung sudah berdatangan dari pukul 08.00 WITA.

Di Ende, Nusa Tenggara Timur, obyek wisata Danau Triwarna Kelimutu di Kabupaten Ende, Pulau Flores, menjadi tempat favorit.

Di Purwakarta, Jawa Barat, Waduk Jatiluhur menjadi salah satu tujuan utama wisata. Di tempat ini, pengunjung menikmati wisata perahu melintasi Waduk Jatiluhur, berenang Water World, hingga menikmati sajian ikan bakar khas Jatiluhur.

Wisata religi

Selain wisata alam, beberapa warga juga berwisata religi. Di Demak, Jawa Tengah, banyak pemudik yang singgah ke Masjid Agung Demak, Makam Sunan Kalijaga, dan Menara Kudus. ”Kami juga ingin mengajak anak-anak mengetahui tempat-tempat bersejarah secara konkret, tidak hanya di dalam kelas,” kata Sudargo yang mudik dari Jakarta bersama istri dan dua anaknya.

Di Jakarta, selain Ragunan, Taman Mini Indonesia Indah, Taman Impian Jaya Ancol, dan Monumen Nasional juga menjadi tempat wisata yang banyak di kunjungi wisatawan.

Pengelola TMII Jakarta memperkirakan pengunjung pada Senin bisa mencapai 50.000 orang.

Ellen (27), pengunjung, mengatakan memanfaatkan libur Lebaran untuk berekreasi. Ia datang bersama lima anggota keluarganya. ”Saya belum pernah ke TMII, jadi mau tahu suasananya,” kata warga Bogor itu. (DEN/KOR/ABK/SEM/HEN/CHE /ENG/EKI/ADH/ELD)

Hari Kedua Lebaran, Kapal Roro Berkurang

AppId is over the quota

BAKAUHENI, KOMPAS.com- Hari kedua Lebaran, Senin (20/8/2012), situasi di Pelabuhan Bakauheni kembali lengang. Jumlah armada kapal roro yang melayani arus mudik pun dikurangi, dari 32 unit saat puncak arus mudik, Kamis lalu menjadi hanya 25 unit pada hari ini.

Ketua Posko Lebaran PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni Heru Purwanto menyatakan, jumlah penumpang yang menyeberang di Bakauheni menuju Merak hari ini 23.636 orang. Jumlah penumpang ini adalah yang terkecil sepanjang sepekan terakhir.

Sebagai bandingan, pada Kamis (16/8) lalu, jumlah penumpang yang menyeberang di Bakauheni mencapai 46.750 orang, sehingga PT ASDP terpaksa mengerahkan hingga 32 kapal untuk melayani arus mudik.

PT ASDP Indonesia Ferry memperkirakan arus balik akan mencapai puncaknya pada Rabu (22/8/2012) dan Kamis (23/8/2012).

Jumat, 05 Oktober 2012

Jalur Nagreg ke Arah Timur Masih Macet

AppId is over the quota
KOMPAS/RADITYA HELABUMI Jalur Gentong - Kendaraan melintasi jalur Gentong yang menghubungkan Tasikmalaya dan Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (4/8/2012). Jalur ini merupakan salah satu kawasan rawan kemacetan parah selain di Nagreg saat arus mudik Lebaran.

BANDUNG, KOMPAS.com — Jalur Nagreg arah ke timur atau Tasikmalaya dan Garut kembali dilanda kemacetan total sejak pagi hari akibat padatnya lalu lintas yang menuju obyek wisata di jalur itu, Selasa (21/8/2012). Selain itu, di jalur Nagreg-Limbangan juga terjadi kemacetan di dua arah akibat arus lalu lintas dari barat maupun dari timur cukup padat.

Kemacetan mengunci di Jalur Cikaledong akibat berbaur dengan kendaraan yang melintas ke jalur Garut. Sementara itu, bau rem dan kopling menyengat di tanjakan curam memasuki kawasan Leuweung Tiis di Kadungora Garut.

Arus balik Lebaran 2012 sudah meningkat sejak Selasa pagi, khususnya di jalur dari Tasikmalaya hingga Nagreg. Sedangkan memasuki jalan Lingkar Nagreg cukup lancar. Kendaraan berpelat nomor Jakarta, Bogor, maupun Priangan berkonvoi menuju barat nyaris tidak putus dari Ciawi-Malangbong-Nagreg. Titik-titik ketersendatan masih tetap terjadi di jalur Gentong, Malangbong, Pasar Lewo, dan Limbangan yang terus memanjang dan kian parah.

"Kepadatan jalur terjadi sejak Selasa dini hari, mereka memburu bisa meluncur mulus di jalur pada pagi hari, ternyata banyak yang melakukan perjalanan pagi hari sehingga terjadi kepadatan," kata Bripka Sofian, anggota Polres Bandung.

Polisi melakukan sistem tutup buka di jalur Limbangan untuk memecah kepadatan. Ketidakdisiplinan pengendara sepeda motor menambah parah kepadatan di jalur itu.

Sama halnya di kawasan jalur Nagreg-Garut ke arah timur yang juga macet hingga ke kawasan obyek wisata Cipanas Garut. Kemacetan diperparah di beberapa persimpangan, seperti di simpang tiga Kadungora dan simpang Leles.

Arus lalu lintas jalur Garut, selain limpahan kendaraan yang hendak menuju Tasikmalaya dan Jateng, juga berbaur dengan lalu lintas wisata ke jalur Cipanas. Sedangkan arus lalu lintas dari jalur Kadungora-Nagreg-Cicalengka cukup lancar, termasuk di tanjakan Leuweung Tiis.

KPU Takalar Tetapkan 7 Pasangan Calon Bupati

AppId is over the quota

TAKALAR, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Takalar telah menetapkan pasangan calon Bupati Takalar dan Wakil Bupati Takalar yang memenuhi syarat sebagai peserta pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten Takalar tahun 2012. Penetapan pasangan calon tersebut berdasarkan Nomor: 191/KPU-KWK-Kab.025 433274/VIII/2012.

Adapun pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Takalar yakni Syamsari Kitta berpasangan dengan Hamzah Barlian yang diusung oleh PKS, PKB, dan PDIP. Kemudian Andi Makmur- Nashar A Baso diusung oleh PPP, PDK, PKNU, Partai Demokrat. Pasangan ketiga, Burhanuddin - M Natsir Ibrahim diusung oleh Partai Golkar, dan Achmad Dg Se're - Sukwansyah A Lomba diusung oleh partai PKPB, PPPI, PARTAI BARNAS, PKPI, PPIB, PK, PNI Marhaenis, PDP, PPDI, Partai Patriot, PNBKI, PBR, Partai Pelopor, Partai Merdeka, PPNUI, PSI. Sementara Abd Gani-Tombong Rani ML melalui jalur perseorangan bersama Masniar Mappasawang-Burhan Talli, dan H A M Jen Syarif Rifai-Gassing Rapi diusung oleh partai Hanura, PAN, PBB.

Penetapan ini sesuai dengan hasil pleno yang telah ditetapkan oleh KPU Takalar yang dipimpin langsung Ketua KPU Takalar, Faisal Amir didampingi Ketua Pokja Pencalonan Jussalim Sammak, Muh Nurfithri, Andi Tenri Citra Sari dan Attahiria Nas. "Dalam waktu dekat, KPU akan melakukan pengundian nomor urut pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Takalar tahun 2012 yang akan ditetapkan di Gedung Islami Center Takalar, Jalan Jenderal Sudirman," kata Jussalim Sammak, Selasa (21/8/2012).

Pasca Pembunuhan Ketua RT, Aktivitas Pasar Wosi Lumpuh

AppId is over the quota
Kompas.com/ Budy Setiwan Kontributor Kompas TV Manokwari Petugas Kepolisian dari Reskrim Polres Manokwari, saat mengidentifikasi jasad Hans Saiba yang ditemukan tewas didepan kompleks Pasar Wosi, Senin (20/8), sekitar pukul 21.30 WIT.

MANOKWARI, KOMPAS.com - Pasca tewasnya Hans Saiba Insen pada Senin (20/8/2012) malam, areal Kompleks Pasar Wosi, Kelurahan Wosi, Distrik Manokwari Barat berubah tegang. Keluarga yang tidak terima dengan kematian Hans melakukan aksi balas dendam. Akibatnya para pedagang di pasar tersebut memilih untuk tidak berjualan.

Salah satu pedagang pasar Wosi, Rovinus mengatakan, aktivitas pasar sejak Selasa (21/8/2012) pagi hingga siang hari lumpuh. Para pedagang memilih untuk menuntut toko dan kiosnya. Apalagi, setiap pagi yang biasanya ramai dikunjungi para konsumen berubah sepi.

"Para konsumen dan pedagang takut, apalagi antara rumah korban dan para terduga pelaku berada sekitar areal pasar, sehingga kami takut terkena imbas dari aksi balas dendam ini," kata Rovinus kepada wartawan di Manokwari.

Pantauan Kompas.com, keluarga korban yang tidak terima dengan kematian Hansa Saiba Insen, yang juga Ketua RT Wosi Gaya Baru ini, sempat menyerang para terduga pelaku pembunuhan dengan parang dan tombak. Para terduga pelaku yang masih satu rumpun dengan korban ini sempat melancarkan aksi balasan.

Namun upaya saling serang antara kedua belah pihak yang bertikai ini dapat dicegah oleh aparat kepolisian dari Polres dan Polsek Manokwari. Aparat kepolisian yang disiagakan dengan menggunakan senjata lengkap. Hingga siang masih tetap disiagakan di areal kompleks Pasar Wosi.

Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Wosi, Hartono mengatakan, aksi balas dendam warga ini membuat pihaknya meminta para pedagang untuk sementara waktu tidak berjualan. Apalagi sebagian warga yang berjualan di Pasar Wosi ini berasal dari suku para pihak yang bertikai.

"Kami kuatirkan, ada di antara para penjual sayur mayur di pasar ini ikut terlibat, sehingga mereka akan menyerang dalam pasar, sehingga kami cari amannya dulu. Kalau sudah ada jaminan dari aparat, baru aktivitas akan kembali berjalan seperti biasanya," kata Hartono.

Sebelumnya, pada Senin (20/8/2012) malam sekitar pukul 22.30 WIT, sesosok mayat ditemukan di dalam kompleks Pasar Wosi Manokwari, yang setelah diidentifikasi ternyata Hans Saiba Insen, seorang ketua RT, Wosi Gaya Baru, Kelurahan Wosi, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.

Musim Mudik, Penjual Telur Asin di Brebes Tersenyum

AppId is over the quota
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Telur asin adalah salah satu produksi unggulan Brebes, Jawa Tengah.

BREBES, KOMPAS.com - Selama masa arus mudik Lebaran 2012 sentra produksi oleh-oleh khas Kota Brebes, Jawa Tengah, selalu meraup untung berlipat. Pasalnya, permintaan telur asin meningkat tajam dibanding hari biasa.

Lingga Kartati (65) pemilik salah satu Toko Telur Asin "Cipta Rasa" di Jl Raya Klampok, Brebes, Jawa Tengah, menuturkan, selama arus mudik lebaran tahun ini usaha penjualan telur asin miliknya meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan hari normal.

"Biasanya kalau hari biasa sepi, tapi dalam seminggu ini penjualan lumayan banyak, bisa tiga kali lipatnya. Sehari saya bisa jual 700 hingga 1.000 butir telor, " tuturnya sambil tersenyum, Senin (20/8/2012) malam.

Ditemui Tim Mudik Radio Sonora di lintas Jl Raya Klampok-Brebes Lingga yang sudah merintis usaha penjualan telur asin sejak enam tahun lalu tersebut mengaku menjual satu peti telur asin berisi 350 butir sebesar Rp.1.050.000 kepada setiap pembeli. Ia juga menjual secara eceran dengan harga Rp 3.000 per butir.

Lingga menaikkan harga telur asin per butirnya dari Rp 2.800 menjadi Rp 3000 karena saat musim kering seperti sekarang ini, Bebek Pangon sebagai penghasil utama telur kesulitan mendapatkan makanan di sawah-sawah. Dampaknya, produksi telur bebek turun.

"Karena saat ini musim kering bebek-bebek penghasil telur kesulitan mencari makan di sawah, sehingga terpaksa kami menaikkan harga Rp 200 dari harga biasa karena stok telur susah," ujarnya. Situasi ini membuat para peternak telur menaikan harga telur mentah sebesar Rp 700 dari harga awal Rp.1.800 menjadi Rp.2.300 per butirnya.

Lingga mengaku dari penjualan telur asinnya dirinya mendapatkan keuntungan cukup lumayan, namun ia enggan memberi tahu berapa nilai nominal keuntungan setiap harinya. "Dalam masa arus mudik seperti sekarang ini keuntungan yang didapat memang cukup lumayan, tetapi semua itu belum dipotong biaya produksi dan untuk gaji karyawan sebanyak 4 orang," tambahnya. (Jumar Sudiyana/Radio Sonora)

Kamis, 04 Oktober 2012

Antrean Kendaraan Menuju Pelabuhan Ratu Capai 2 Km

AppId is over the quota

SUKABUMI, KOMPAS.com - Antrean kendaraan baik roda dua maupun lebih di pos restribusi Buniwangi dari arah Cikidang, menuju objek wisata laut Palabuhanratu mencapai dua kilometer. Antrean didominasi kendaraan roda dua dan mobil bak terbuka.

"Antrean kendaraan sudah terjadi di lokasi menuju tempat wisata dalam dua hari terakhir ini, khususnya yang menuju Palabuhanratu antrean kendaraan di pos restribusi Buniwangi cukup panjang," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi, Ahmad Riyadie, di Sukabumi, Selasa (21/8/2012).

Menurut Riyadie, mayoritas pengunjung atau wisatawan yang hendak ke Palabuhanratu berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Lebih lanjut, ia menjelaskan, panjangnya antrean terjadi karena banyaknya kendaraan dari kedua arah. Selain itu, transaksi saat beli tiket di pos restribusi membutuhkan waktu sehingga kendaraan yang datang harus menunggu giliran membeli tiket masuk.

"Walaupun terjadi antrean panjang tetapi tidak terjadi kemacetan di lokasi wisata Palabuhanratu, arus kendaraan masih lancar walau ada di beberapa titik terjadi kepadatan kendaraan," tambahnya.

Untuk mengantisipasi penumpukan arus kendaraan di lokasi wisata, selain menugaskan ratusan personelnya yang dibantu petugas Polantas Polres Sukabumi, pihaknya juga mengimbau kepada pengelola tempat wisata yang ada di Palabuhanratu agar membenahi lahan parkirnya.

"Kami telah melakukan rekayasa jalan untuk menghindari kemacetan di objek wisata Palabuhanratu. Khusus untuk kendaraan roda empat maupun lebih yang ingin ke Palabuhanratu harus melalui jalur utama. Sementara, pulangnya baru bisa menggunakan Jalur Alternatif Cikidang. Kecuali kendaraan roda dua dan kecil bisa melalui Cikidang dengan tujuan Palabuhanratu," kata Riyadie.

Sementara, salah seorang wisatawan dari Jakarta, Muhamad Ikbal mengatakan, dirinya dan rekannya datang ke Palabuhanratu dari Jakarta dengan konvoi kendaraan roda dua untuk menghindari kemacetan. Ia sengaja memilih jalur Cikidang untuk mempersingkat waktu.

"Sebenarnya ke Pelabuhanratu ini yang baru pertama kali saya lakukan. Awalnya mau ke Ancol untuk menghabiskan waktu libur lebaran, tetapi karena bosan dan wisatawan sudah padat sehingga kami memutuskan untuk ke Palabuhanratu mencari suasana baru," kata Ikbal.

Elpiji Tabung 3 Kg Langka di Pamekasan

AppId is over the quota
KOMPAS.com/Taufiqurrahman Warga Desa Pademawu kesulitan LPG 3 kg karena harganya naik sampai 20 ribu. Sedangkan penggunaan selama lebaran meningkat.

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Tabung gas elpiji 3 kilogram tiba-tiba langka di Pamekasan, Jawa Timur. Barang ini menjadi sulit didapatkan di sejumlah pengecer dan pangkalan. Kalaupun ada, elpiji 3 kilogram dibanderol dengan harga lebih mahal, antara Rp 17.000 sampai Rp 20.000 per tabung. Harg aini mengalami kenaikan dari harga normal yang tak lebih dari Rp 15.000 per tabung.

Nanang Sufianto, warga Desa Pademawu Timur, Kecamatan Pademawu, memberikan kesaksiannya. "Saya belinya tadi di pengecer Rp. 20.000, itupun harus rebutan dengan warga yang lainnya untuk mendapatkannya," kata Nanang.

Sementara, bagi warga yang tidak mendapatkan elpiji terpaksa mencari ke dalam kota Pamekasan dan beberapa pangkalan menggunakan mobil pick up. "Di sini warga langsung berbondong-bondong mencari ke kota dengan menitipkan kepada warga yang punya mobil," tambah Nanang.

Namun di Pamekasan pun tidak jauh berbeda kondisinya. Banyak pangkalan tutup karena masih dalam suasana Ramadhan. "Mungkin karena karyawannya masih libur, sehingga tidak ada pengiriman ke beberapa pangkalan dan pengecer," ungkap pria berkulit gelap ini.

Sementara itu, Tobing, pemilik SPBE PT. Subur Wahana Karya di jalan Amin Jakfar Nomor 25, Pamekasan mengatakan, jika dalam kondisi hari raya seperti saat ini, harga mencapai Rp 20.000 sudah wajar. Bahkan ia memprediksi kelangkaan mungkin akan terjadi sampai H+7 lebaran.

"Kalau saya memahami kalau banyak karyawan yang bekerja di distributor masih menikmati liburan lebaran. Sebab hal itu adalah manusiawi dan harga saat ini jangan dijadikan patokan selamanya," ungkap Tobing.

Di perusahaannya, karyawan yang melakukan pengiriman elpiji 3 kilogram tetap bekerja meskipun kurang maksimal. "Yang penting setiap jam ada pergantian sehingga tidak kosong. Jika ada pekerja yang tidak masuk, kita mempertimbangkan secara kemanusiaan saja," tegas Tobing.

Kapolres Garut Minta Tingkatkan Kewaspadaan

AppId is over the quota

GARUT, KOMPAS.com-Kepala Kepolisian Resor Garut Ajun Komisaris Besar Enjang Hasan K meminta semua anak buahnya siaga menyambut arus balik Lebaran. Polres Garut menurunkan 867 personel saat Lebaran kali ini.

"Mayoritas anggota Polres Garut sudah bekerja dengan baik meski ada beberapa oknum yang belum bekerja maksimal. Sekarang saya tegaskan kembali agar seluruh angggota lebih siap demi kepentingan masyarakat," kata Enjang di Garut saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (21/08/2012).

Enjang mengatakan,  di jalur yang kerap digunakan pemudik, pihaknya menyiapkan anggota setiap 50 meter-100 meter. Dalam satu pengamanan disiapkan antara 3-5 anggota kepolisian. Khusus posko terpusat akan ditempatkan lebih banyak.

"Semua petugas dilarang absen dan harus hadir di lapangan. Semuanya harus dimulai dari tingkat pimpinan hingga personel lainnya. Termasuk saya," kata Enjang yang saat dihubungi mengatakan tengah berada di Pos Polisi Kadungora.

Rabu, 03 Oktober 2012

H1 Lebaran, Terminal Purabaya Lengang

AppId is over the quota
KOMPAS.com/Achmad Faizal Terminal Purabaya Surabaya terpantau lengang pada H+1 lebaran 2012.

SURABAYA, KOMPAS.com - Arus balik lebaran di Terminal Purabaya Surabaya, Selasa (21/8/2012) siang atau H+1 masih terpantau lengang. Peningkatan signifikan diperkirakan akan terjadi Rabu (22/8/2012) besok, karena pada Kamis (23/8/2012) sebagian warga khususnya yang berprofesi PNS dan sebagian pegawai swasta sudah mulai beraktivitas.

Berdasarkan laporan sementara Posko Terdapadu di terminal setempat, hingga pukul 11.00 tadi, sudah tercatat 24.341 penumpang yang datang dengan 584 bus trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) maupun trayek Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP). ''Jumlah bus dan penumpang tersebut diperkirakan akan terus meningkat hingga nanti malam, namun jumlahnya tidak signifikan,'' kata kepala UPTD Terminal Purabaya, May Ronald.

Tahun lalu, puncak arus balik di terminal yang terletak di Perbatasan Surabaya-Sidoarjo ini terjadi pada H+4, dengan total penumpang mencapai 109.045 orang dengan 2.045 bus trayek AKAP dan AKDP. Sementara itu, puncak arus mudik di terminal Purabaya tahun ini terjadi pada H-3 atau Kamis (16/8/2012) lalu. Jumlah itu naik 1,61 persen dari tahun 2011 yang mencapai 90.718 penumpang pada H-3 tahun lalu.

Secara keseluruhan, May Ronald memprediksi jumlah pemudik yang melalui Terminal Purabaya meningkat 5 persen. Karena itu, pada arus mudik lalu, pihaknya menurunkan izin insidentil kepada 80 bus cadangan untuk trayek AKAP, AKDP maupun bus kota. ''Ini agar semua penumpang dapat terangkut semua tanpa perlu menunggu dan menumpuk di terminal,'' tambahnya.

Hingga pukul 11.00 WIB tadi, jumlah penumpang yang berangkat tercatat mencapai 25.606 penumpang dengan 574 bus AKAP maupun AKDP. Jumlah penumpang itu didominasi jurusan Surabaya-Malang, Surabaya-Probolinggo-Banyuwangi, dan Surabaya-Solo-Yogyakarta. 

Kampanye di Media Massa Harus Ditertibkan

AppId is over the quota
Komisi Pemilihan Umum Kalimantan Barat menetapkan empat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar dalam sidang pleno, Senin (6/8/2012) di Kota Pontianak. Keempat pasangan calon yang ditetapkan oleh KPU Kalbar - sesuai nomor urut - adalah Cornelis-Christiandy Sanjaya, Armyn Alianyang-Fathan A Rasyid, Morkes Effendi-Burhanuddin A Rasyid, dan Abang Tambul Husin-Barnabas Simin.

PONTIANAK, KOMPAS.com- Kampanye calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat di media massa harus ditertibkan. Alasannya, saat ini belum masuk dalam jadwal kampanye.     

Direktur Lembaga Pengkajian dan Studi Arus Informasi Regional (LPSAIR) Demanhuri Gustira di Pontianak, Selasa (21/8/2012) mengatakan, iklan di media massa masih ditemukan menjelang Hari Raya Idul Fitri lalu. "Saya masih menemukan iklannya walaupun dikemas dengan lebih halus, tetapi itu tetap harus ditertibkan," ujar Demanhuri.     

Menurut Demanhuri, penertiban atribut kampanye berupa baliho yang dilakukan oleh Panwaslu Kota Pontianak dan Provinsi belum cukup. Iklan di media massa juga harus secepatnya ditertibkan.     

Sesuai jadwal dan tahap pilkada yang disusun oleh Komisi Pemilihan Umum Kalbar, kampanye baru akan berlangsung pada 3 September mendatang dan berakhir pada 16 September. Pemungutan suara akan dilakukan pada 20 September mendatang.

Geliat Gadis Panggilan di Kota Wali

AppId is over the quota
SHUTTERSTOCK Ilustrasi.

CIREBON, KOMPAS.com - Malam semakin larut. Angin laut berembus kencang. Udara di Kota Udang, Cirebon, Jawa Barat, terasa makin dingin. Malam itu sebagian masyarakat Cirebon sudah mulai melakukan perjalanan mudik ke berbagai kota di Jawa Tengah atau Jawa Barat. Cirebon terasa sepi. 

Asap tebal mengepul dari sebuah becak yang parkir di depan hotel di jalan protokol kota itu. Mang Usi (41) menghisap dalam-dalam rokok kretek di atas becaknya. Keheningan malam itu pecah saat kami terlibat perbincangan singkat. Mereka yang biasa menginap di Hotel "A" pasti mengenal baik Mang Usi. Lelaki asal Indramayu itu adalah pengantara jasa dalan urusan pramu syahwat.

Geliat bisnis prostitusi di Kota Wali ini berlangsung terselubung. Entah sejak kapan. Usi menuturkan, para tamu hotel biasa mengunakan jasanya untuk mencarikan "teman malam". Perempuan penghibur yang diantarnya ke hotel berusia antara 20-30 tahun. Mereka umumnya adalah karyawati di sejumlah pusat perbelanjaan yang ada di Kota Cirebon.

"Pesanan tamu-tamu hotel itu rata-rata bekerja jadi SPG (sales promotion girl) di beberapa mall di Cirebon. Mereka melayani tamu hotel hanya sebagai sambilan saja " ujarnya.

Biasanya tamu hotel yang membutuhkan kehangatan malam cukup menelpon atau meninggalkan pesan singkat kepada Usi. Selanjutnya, Usi akan menjemput para penghibur lelaki hidung belang itu ke kosan mereka. Menurut Usi, sebagian besar wanita penghibur itu "ngekos" di daerah Tangkil. Mereka umumnya berasal dari luar Kota Cirebon seperti Kuningan, Bandung, dan Indramayu.

Wanita-wanita muda tersebut mematok tarif Rp 300.000 untuk sekali kencan dengan waktu antara 1-2 jam. Dari hasil menjual jasanya tersebut Usi mengaku mendapatkan uang Rp 50.000 dari setiap satu pelanggan.

"Hasilnya tidak menentu tetapi rata-rata dapat Rp 50.000 dari setiap tamu, Rp 20.000 dari hasil antar jemput cewek dan Rp 30.000 dari tamu hotel," tambahnya. Jika peruntungannya baik dalam semalam ia bisa mendapat 2-3 pelanggan, namun jika sedang apes kadang tidak ada "order" sama sekali. (Jumar Sudiyana/Radio Sonora)