Rabu, 03 Oktober 2012

Geliat Gadis Panggilan di Kota Wali

AppId is over the quota
SHUTTERSTOCK Ilustrasi.

CIREBON, KOMPAS.com - Malam semakin larut. Angin laut berembus kencang. Udara di Kota Udang, Cirebon, Jawa Barat, terasa makin dingin. Malam itu sebagian masyarakat Cirebon sudah mulai melakukan perjalanan mudik ke berbagai kota di Jawa Tengah atau Jawa Barat. Cirebon terasa sepi. 

Asap tebal mengepul dari sebuah becak yang parkir di depan hotel di jalan protokol kota itu. Mang Usi (41) menghisap dalam-dalam rokok kretek di atas becaknya. Keheningan malam itu pecah saat kami terlibat perbincangan singkat. Mereka yang biasa menginap di Hotel "A" pasti mengenal baik Mang Usi. Lelaki asal Indramayu itu adalah pengantara jasa dalan urusan pramu syahwat.

Geliat bisnis prostitusi di Kota Wali ini berlangsung terselubung. Entah sejak kapan. Usi menuturkan, para tamu hotel biasa mengunakan jasanya untuk mencarikan "teman malam". Perempuan penghibur yang diantarnya ke hotel berusia antara 20-30 tahun. Mereka umumnya adalah karyawati di sejumlah pusat perbelanjaan yang ada di Kota Cirebon.

"Pesanan tamu-tamu hotel itu rata-rata bekerja jadi SPG (sales promotion girl) di beberapa mall di Cirebon. Mereka melayani tamu hotel hanya sebagai sambilan saja " ujarnya.

Biasanya tamu hotel yang membutuhkan kehangatan malam cukup menelpon atau meninggalkan pesan singkat kepada Usi. Selanjutnya, Usi akan menjemput para penghibur lelaki hidung belang itu ke kosan mereka. Menurut Usi, sebagian besar wanita penghibur itu "ngekos" di daerah Tangkil. Mereka umumnya berasal dari luar Kota Cirebon seperti Kuningan, Bandung, dan Indramayu.

Wanita-wanita muda tersebut mematok tarif Rp 300.000 untuk sekali kencan dengan waktu antara 1-2 jam. Dari hasil menjual jasanya tersebut Usi mengaku mendapatkan uang Rp 50.000 dari setiap satu pelanggan.

"Hasilnya tidak menentu tetapi rata-rata dapat Rp 50.000 dari setiap tamu, Rp 20.000 dari hasil antar jemput cewek dan Rp 30.000 dari tamu hotel," tambahnya. Jika peruntungannya baik dalam semalam ia bisa mendapat 2-3 pelanggan, namun jika sedang apes kadang tidak ada "order" sama sekali. (Jumar Sudiyana/Radio Sonora)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar